Sejarah Desa


SEJARAH DESA PACARMULYO

 

  • Berdirinya Desa Pacarmulyo

Tidak ada catatan yang otentik tentang kapan Desa Pacarmulyo berdiri. Namun banyak tokoh masyarakat atau tetua desa yang menyimpulkan berdasarkan penemuan batu nisan dengan tulisan Angka Arab 1869 di makam umum Desa Pacarmulyo, disimpulkan bahwa sudah ada kehidupan sosial kemasyarakatan pada era tahun tersebut.

 

Namun Pengakuan Desa Pacarmulyo secara sah yaitu pada tahun 1906 dengan dikeluarkannya peraturan Inlandse Gemeente Ordonantie (IGO) yaitu peraturan dasar mengenai desa khusus di Jawa dan Madura oleh pemerintah Hindia Belanda.

 

  • Asal usul Nama Pacarmulyo

Desa Pacarmulyo memiliki dua wilayah dusun yaitu Dusun Jetis dan Dusun Gendol. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat bahwa nama Pacarmulyo (Pacar – Mulyo) itu diambil dari dua nama tokoh pendiri desa yaitu Ibu Nyai Pacarsari, Pendiri  Dusun Gendol dan Kiai Rejomulyo Pendiri  Dusun Jetis.

 

Nyai Pacarsari (Ibu Nyai Pacarsari), oleh warga dusun Gendol dianggap sebagai pendiri dusun gendol dan sebagai penjaga/perawat mata air Kali Gendol. Mata air tersebut sampai sekarang masih terpelihara, selain untuk mengairi sawah juga dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti : air minum, mandi dan mencuci oleh sebagian warga.

 

Konon Nama Dusun Gendol itu adalah pemberian dari Nyai Pacarsari yang berasal dari kata Nggandul (= menggantung/ tergantung di sesuatu). Diceritakan bahwa pada zaman dahulu terdapat cairan lendir yang membentuk gumpalan dan nggandul di batang pohon di sekitar mata air. Atas fenomena tersebut, kemudian Nyai Pacarsari memberikan sabda bahwa daerah sekitar mata air itu akan menjadi perkampungan ramai penduduk dan diberi nama Gendol.

 

Adapun nama Dusun Jetis yaitu berasal dari kata studenten dalam bahasa Belanda berarti santri. Nama itu diambil karena penduduk dusun Jetis sejak dulu terkenal dengan santrinya yaitu banyak anak-anak dan remaja yang nyantri atau mondok di pondok pesantren di luar daerah.

 

Nama-nama yang dianggap sebagai tokoh pendiri dusun Jetis antara lain: 1. Simbah Kiai Anggapatra, 2. Simbah Kiai Nalajaya, 3. Simbah Kiai Casentana, 4. Simbah Kiai Lareng, 5. Simbah Kiai Blawong dan 6. Simbah Kiai Rejomulyo. Simbah Kiai Rejomulyo inilah yang dianggap selain sebagai pendiri dusun Jetis, juga terkenal sebagai perawat mata air Kali Sumpel yang sampai saat ini mata air tersebut masih dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya.

 

  • Pemimpin Desa

 

Djaga Djadipa

penguasa Desa Pacarmulyo yang menjabat selama 45 tahun.

Djaga Tjadikrama

penguasa Desa Pacarmulyo pengganti Djaga Djadipa.

 

So Pawiro ( Setjo Prawiro )

Lurah pertama Gendol Pacarmulyo

 

Djoyo Waskito

carik yang menjabat p.j lurah

 

Pardi Wongso Diharjo

Gelondong/lurah Pacarmulyo

Meninggal dunia pada tahun 1945.

 

H. Abdul Qodir

p.j lurah yang menjabat selama 2 tahun.

 

Parlan Sastro Dimedjo

(H. Abu Bakar)

lurah Pacarmulyo yang menjabat selama 32 tahun

meninggal dunia pada tahun 1976.

 

H. Nasruddin

kadus Jetis yang menjabat p.j lurah selama 5 tahun.

 

Mufid Muchdi

kepala desa Pacarmulyo

Menjabat selama 9 tahun yaitu 1981 sampai 1989.

 

Suwondo

kepala desa Pacarmulyo

Menjabat selama 8 tahun yaitu 1990 sampai 1997.

 

Junedi

kepala desa Pacarmulyo

menjabat selama 8 tahun yaitu 1998 sampai 2006.

 

Bambang Sulistyo

kepala desa Pacarmulyo

menjabat selama 3 periode yaitu:

periode I = 2007 sampai 2012

periode II = 2013 sampai 2018

periode III = 2019 sampai sekarang.

 

  • Carik Desa

 

Djoyo Waskito

carik pada masa pemerintah Hindia Belanda

 

Marto Diharjo

Pengganti carik Djoyo Waskito

 

Nirman Pringgo Soemarto

menjabat sampai tahun 1998

 

Ngadimin

tahun 1999 sampai 2017

 

Arfin Gallero

Tahun 2018 sampai 2020

 

Nasirun

mulai tahun 2021 sampai sekarang

 

  • Kantor Desa

 

Pusat pemerintahan (Kantor) Desa Pacarmulyo semula berada di Dusun Gendol, kemudian sejak tahun 1976 berpindah ke Dusun Jetis. Kantor Desa sekarang berlokasi di Dusun Jetis RT 002 RW 002 Desa Pacarmulyo.

 

 

 (admin)


Total Dibaca